FASILITAS
1. Kantor secretariat BLPKH2. Parkir
/ Garasi
3. Laboraturium Keswan &
Kesmavet
Fasilitas IB dan Pembuatan Semen
Beku :
4. Laboraturium IB5. Fasilitas
pengambilan semen & Perawatan sapi Pejantan Unggul
6. Kandang Sapi Pejantan unggul
7. Kandang sapi
8. Gudang
9. Kandang sapi perah
10. Kandang penelitian (Breeding)
11. Kandang Ayam
12. Kandang penggemukan (Holding
Ground)
13. Kandang-kandang karantina
14. Gudang Kandang dan Peralatan
15. Tower
16. Pengolah Limbah
Fasilitas Pengembangan SDM Peternakan :
17. Kantor Pengelola
18. Ruang Kelas
19. Aula
20. Wisma
21. Asrama
22. Ruang makan
23. Dapur
24. Musholla
25. Plaza
Rumah Sakit Hewan :
26. Kantor Pengelola RS. Hewan
27. Laboraturium dan ruang operasi
28. Kandang Hewan Besar
29. Kandang Hewan Piaraa
30. Rumah Dinas Dokter
Fasilitas Penunjang Lainnya :
31. Show Room
32. Pos Jaga dan ruang informasi
33. Unit pengolahan pakan
34. Rumah dinas
35. Rumah jaga
36. Rumah jaga, ruang pompa dan Genset
37. Gudang HMT
38. Kantor unit pemasaran
39. Guest House
40. Krematorium
41. Kandang Hewan Percobaan
42. Klinik pengobatan hewan
4.
SEJARAH BERDIRINYA
Balai Inseminasi Buatan ini biasa dikenal dengan nama
Balai Inseminasi Buatan lembang karena letaknya yang berada dilembang. Balai
Inseminasi Buatan lembang ini dikelola oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan Pemerintah Provinsi Jaawa Barat. Pada awalnya Balai Inseminasi Buatan ini
bernama Balai Laboraturium Produksi Kesehatan Hewan dan pada tahun 2009 dipecah
menjadi 3 bagian yaitu tempat sapi potong, tempat sapi perah dan balai
inseminasi. Balai inseminasi Buatan ini hampir ditutup akan tetapi tidak jadi,
hal ini terjadi karena tuntutan pendidikan banyaknya desakan dari berbagai
institusi pendidikan agar penutupan dibatalkan karena masih diperlukannya oleh
institusi-institusi tersebut untuk lahan praktik dll.
5.
STRUKTUR ORGANISASI
6.
KEADAAN LOKASI
Pada pengamatan di Balai Inseminasi
Buatan (BIB) lemang ini terlihat bahwa letak dari BIB ini cukup baik sebab BIB
Banyumulek ini letaknya jauh dengan kawasan pemukiman masyarakat. Tentu hal ini
berpengaruh terhadap higienitas susu dan keadaan masyarakat setempat.
Kebersihan dari BIB ini juga
terlihat sudah cukup bersih Dimana kebersihan dari suatu BIB harus tetap
terjaga agar susu sapi hasil perahan tidak terkontaminasi oleh bakteri dari
kotoran-kotoran tersebut.
7.
PEMBAHASAN
Sapi yang berada di Balai Inseminasi
Buatan ini berjumlah 18 ekor sapi perah dimana terdiri dari sapi pejantan 5
ekor, induk betina 5 ekor, dara (belum bisa diperah) 7 ekor dan 1 ekor sapi
masih kecil yang berumur 8 bulan. Semua sapi ini diurus oleh dua orang karyawan
baik itu pemberian pakan, pembersihan, dll.
Di Balai Inseminasi Buatan ini
terdapat dua jenis sapi perah yaitu sapi bali dan bramus dimana sapi bali
badannya lebih besar dan sapi bramus tidak memiliki tanduk. Sapi yang diperah
adalah sapi betina sedangkan sapi jantan diambil spermanya dan dilakukan kawin
suntik pada sapi perah (inseminasi buatan). 7cc sperma bisa membuat 700 ekor
sapi menjadi hamil.
Sapi berumur satu tahun baru bisa
diperah untuk menghasilkan susu tetapi harus dikawinkan terlebih dahulu setelah
melahirkan baru kemudian bisa diperah.
• Pemerahan Susu.
Pemerahan pada umumnya masih
tradisional atau manual yaitu masih menggunakan tangan dan jari-jari tangan
manusia, sedangkan pemerahan secara mekanik masih jarang dijumpai.
• Alat Pemerahan
Peralatan dalam pemerahan maupun
alat penampungan susu harus terbuat dari bahan yang anti karat, tahan lama dan
mudah dibersihkan. Bahan atau alat tersebut biasanya terbuat dari stainless
atau aluminium. Alat yang biasa digunakan pada saat proses pemerahan susu yaitu
ember untuk menampung susu dan tali untuk mengikat kaki dan ekor sapi agar sapi
tidak memberontak dan juga biasanya digunakan minyak untuk diolesi pada bagian
sekitaran ambing sapi untuk memudahkan proses pemerahan susu.
• Teknik Pemerahan
Pemerahan pada Balai Inseminasi
Buatan Banyumulek ini dimulai pukul 04:30 WITA. Sebelum melakukan pemerahan
pada sapi maka yang perlu diperhatikan dan harus dilakukan adalah kebersihan
kandang seperti kotoran sapi, air kencing sapi dan sisa-sisa pakan sapi baik di
dalam kandang maupun disekitar lokasi kandang. Kotoran-kotoran di atas lantai
harus bersih yaitu dengan cara memindahkan kotoran-kotoran sapi tersebut dengan
kayu seperti alat pengepelan dan kemudian menyemprotkan air ke lantai-lantai
kandang.Kemudian sapi dimandikan dan disikat agar kotoran-kotoran yang menempel
pada badan sapi bersih. Tujuan membersihkan lantai dan memandikan sapi adalah
untuk menghindari terjadinya pencemaran terhadap susu, disamping kualitas dan
kesehatan susu tetap terjamin.
Perlu diketahui juga sebelum sapi
diperah sapi terlebih dahulu diberi makanan terutama makanan penguat atau
konsentrat, sedangkan pemberian hijauan diberikan setelah pemerahan selesai,
sedangkan pemberian pakan hijauan diberikan setelah pemerahan selesai. Usahakan
pemberian makanan hijauan jangan yang mengandung bau seperti daun lobak, kol,
silase, dan lain sebagainya yang dapat menyerap bau-bauan agar baunya tidak
terserap oleh susu. Pakan yang biasa diberikan pada sapi yang ada di Balai
Inseminasi Buatan Banyumulek ini yaitu rumput biasa dan rumput gajah.
Pada pemerahan sapi perah yang baru
pertama kali diperah umumnya akan mengalami sedikit kesukaran. Lakukan dengan
sapi perah tersebut dengan penuh kasih sayang, seperti mengelus-elus badan sapi
sebelum pemerahan.
Ada beberapa hal penting yang harus
dilakukan sebelum pemerahan antara lain:
a. Membersihkan kandang dan peralatan
sebelum pemerahan.
b. Memandikan sapi tertama pada bagian
ambing, bagian belakang disekitaran lipatan paha bagian dalam dengan
menggunakan kain lap basah. Kemudian ambing di lap lagi dengan air hangat untuk
menghindari pencemaran bakteri dan juga untuk merangsang agar air susu dapat
keluar dari kelenjar-kelenjar susu.
c. Bagi petugas pemerahan diusahakan agar
menggunakan pakaian yang bersih seperti sepatu but.
d. Untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan
sapi terjangkit mastitis atau radang ambing, maka perlu dilakukan pengetesan
pada waktu pemerahan. Oleh karena itu disediakan wadah yang ditutup dengan kain
hitam Pemerahan pertama dan kedua ditampung dalam wadah tersebut kemudian susu
hasil perahan tersebut diamati apabila pada susu tersebut terdapat tanda-tanda
susu bercampur dengan darah atau nanah, maka dipastikan sapi tersebut
terjangkit mastitis, pemerahan selanjutnya harus dihentikan, bila tidak terdapat
tanda-tanda pemerahan dapat dilanjutkan. Sapi yang diduga terjangkit mastitis
hendaknya segera dilakukan pemisahan dengan sapi-sapi lainnya untuk kemudian
dilakukan pengobatan.
e. Lakukan pemerahan dengan baik dan benar
agar putting susu sapi tidak terlik atau lecet. Pemerahan usahakan dengan
menggunakan ke lima jari tangan dan jangan diperah secara dipijit atau ditarik
karena ambing susu lama kelamaan akan memanjang. Pemerahan hendaknya harus
habis, yang bertujuan untuk merangsang kelenjar-kelenjar susu untuk memproduksi
kembali air susu secara aktif.
f. Selesai pemerahan susu segera disaring
dengan kain nilon yang halus kemudian ditimbang.
g. Setelah pemerahan selesai ambing dibilas
dengan air bersih dan hangat kemudian dicelup dengan larutan biocid.
• Penanganan Susu
Susu mengandung nilai gizi tinggi,
tetapi kendalanya yaitu mudah rusak dan tahan dalam waktu relative singkat
yaitu 4-5 jam. Perlu penanganan cepat untuk mengatasi hal-hal tersebut seperti
dilakukan proses pengawatan, agar tahan lebih lama dari kerusakan susu. Proses
pengawetan susu secara sederhana yaitu pendinginan susu sengan cara memasukkan
susu kedalam lemari es atau freezer atau cara lain susu disimpan dalam milkcan
kemudian direndam dalam air dingin yang mengalir.
Cara lain dalam penyimpanan susu
yaitu dengan pemanasan atau pemanasan susu agar dapat menahahan atau membunuh
mikroba dan kuman-kuman yang dapat merusak susu. Pemasakan susu sampai dengan
mendidih kemudian setelah dingin disimpan ditempat yang bersih dan aman.
Ada cara lainj yaitu dengan
pasteurisasi yaitu pemanasan susu dibawah temperature didih yang fungsinya sama
membunuh kuman atau bakteri pathogen.
Proses pengawetan susu dengan cara
sterilisasi yaitu dengan memanaskan susu sampai temperature di atas titik
didih, sehingga bakteri maupun kuman dan sporanya akan mati. Cara ini
membutuhkan biaya yang besar. Cara ini tidak akan ekonomis bila Balai
Inseminasi Buatan Banyumulek ini hanya memproduksi sedikit sapi perah.
• Hasil Pemerahan dan Pemasaran
Susu yang dihasilkan dari proses
pemerahan dalam sehari yaitu 8 liter dimana setiap sapi rata-rata menghasilkan
2,7 liter per hari. Dimana susu sapi tersebut dikemas dengan plastic biasa
kemudian diperjual belikan di tempat, harga setiap kantong susu yaitu Rp. 5000
susu ini langsung habis setiap harinya dimana pada umumnya pembeli berasal dari
daerah setempat yaitu banyumulek, pembeli biasanya berpropesi sebagai petani
dan pengusaha-pengusaha besar.
• Pengolahan Limbah
Limbah-limbah hasil kotoran sapi di
kumpulkan menjadi satu atau dibuang disuatu tempat yang kemudian di diamkan /
diolah menjdi pupuk kompos. (Seperti terlihat pada gambar 1.pengolahan limbah
pada bagian dokumentasi).
• Info Lain
(Nilai Gizi Susu Sapi per 100 gram)
energi protein lemak carbohidrat calcium Phosphor
61 3,20 3,50 4,30 143,00 60
Zat besi Vit.A Vit.B1 Vit.C BDD F-weight
2,00 130 0,03 1,9 100 100
• Dokumentas