Senin, 26 Mei 2014

sejarah bib


FASILITAS

1. Kantor secretariat BLPKH2. Parkir / Garasi
3. Laboraturium Keswan & Kesmavet
Fasilitas IB dan Pembuatan Semen Beku :
4. Laboraturium IB5. Fasilitas pengambilan semen & Perawatan sapi Pejantan Unggul
6. Kandang Sapi Pejantan unggul
7. Kandang sapi
8. Gudang
9. Kandang sapi perah
10. Kandang penelitian (Breeding)
11. Kandang Ayam
12. Kandang penggemukan (Holding Ground)
13. Kandang-kandang karantina
14. Gudang Kandang dan Peralatan
15. Tower
16. Pengolah Limbah
 Fasilitas Pengembangan SDM Peternakan :
17. Kantor Pengelola
18. Ruang Kelas
19. Aula
20. Wisma
21. Asrama
22. Ruang makan
23. Dapur
24. Musholla
25. Plaza
Rumah Sakit Hewan :
26. Kantor Pengelola RS. Hewan
27. Laboraturium dan ruang operasi
28. Kandang Hewan Besar
29. Kandang Hewan Piaraa
30. Rumah Dinas Dokter
Fasilitas Penunjang Lainnya :
31. Show Room
32. Pos Jaga dan ruang informasi
33. Unit pengolahan pakan
34. Rumah dinas
35. Rumah jaga
36. Rumah jaga, ruang pompa dan Genset
37. Gudang HMT
38. Kantor unit pemasaran
39. Guest House
40. Krematorium
41. Kandang Hewan Percobaan
42. Klinik pengobatan hewan


4.    SEJARAH BERDIRINYA
Balai Inseminasi Buatan ini biasa dikenal dengan nama Balai Inseminasi Buatan lembang karena letaknya yang berada dilembang. Balai Inseminasi Buatan lembang ini dikelola oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Pemerintah Provinsi Jaawa Barat. Pada awalnya Balai Inseminasi Buatan ini bernama Balai Laboraturium Produksi Kesehatan Hewan dan pada tahun 2009 dipecah menjadi 3 bagian yaitu tempat sapi potong, tempat sapi perah dan balai inseminasi. Balai inseminasi Buatan ini hampir ditutup akan tetapi tidak jadi, hal ini terjadi karena tuntutan pendidikan banyaknya desakan dari berbagai institusi pendidikan agar penutupan dibatalkan karena masih diperlukannya oleh institusi-institusi tersebut untuk lahan praktik dll.

5.    STRUKTUR ORGANISASI


6.    KEADAAN LOKASI
Pada pengamatan di Balai Inseminasi Buatan (BIB) lemang ini terlihat bahwa letak dari BIB ini cukup baik sebab BIB Banyumulek ini letaknya jauh dengan kawasan pemukiman masyarakat. Tentu hal ini berpengaruh terhadap higienitas susu dan keadaan masyarakat setempat.
Kebersihan dari BIB ini juga terlihat sudah cukup bersih Dimana kebersihan dari suatu BIB harus tetap terjaga agar susu sapi hasil perahan tidak terkontaminasi oleh bakteri dari kotoran-kotoran tersebut.

7.    PEMBAHASAN
Sapi yang berada di Balai Inseminasi Buatan ini berjumlah 18 ekor sapi perah dimana terdiri dari sapi pejantan 5 ekor, induk betina 5 ekor, dara (belum bisa diperah) 7 ekor dan 1 ekor sapi masih kecil yang berumur 8 bulan. Semua sapi ini diurus oleh dua orang karyawan baik itu pemberian pakan, pembersihan, dll.
Di Balai Inseminasi Buatan ini terdapat dua jenis sapi perah yaitu sapi bali dan bramus dimana sapi bali badannya lebih besar dan sapi bramus tidak memiliki tanduk. Sapi yang diperah adalah sapi betina sedangkan sapi jantan diambil spermanya dan dilakukan kawin suntik pada sapi perah (inseminasi buatan). 7cc sperma bisa membuat 700 ekor sapi menjadi hamil.
Sapi berumur satu tahun baru bisa diperah untuk menghasilkan susu tetapi harus dikawinkan terlebih dahulu setelah melahirkan baru kemudian bisa diperah.
           Pemerahan Susu.
Pemerahan pada umumnya masih tradisional atau manual yaitu masih menggunakan tangan dan jari-jari tangan manusia, sedangkan pemerahan secara mekanik masih jarang dijumpai.
           Alat Pemerahan
Peralatan dalam pemerahan maupun alat penampungan susu harus terbuat dari bahan yang anti karat, tahan lama dan mudah dibersihkan. Bahan atau alat tersebut biasanya terbuat dari stainless atau aluminium. Alat yang biasa digunakan pada saat proses pemerahan susu yaitu ember untuk menampung susu dan tali untuk mengikat kaki dan ekor sapi agar sapi tidak memberontak dan juga biasanya digunakan minyak untuk diolesi pada bagian sekitaran ambing sapi untuk memudahkan proses pemerahan susu.
           Teknik Pemerahan
Pemerahan pada Balai Inseminasi Buatan Banyumulek ini dimulai pukul 04:30 WITA. Sebelum melakukan pemerahan pada sapi maka yang perlu diperhatikan dan harus dilakukan adalah kebersihan kandang seperti kotoran sapi, air kencing sapi dan sisa-sisa pakan sapi baik di dalam kandang maupun disekitar lokasi kandang. Kotoran-kotoran di atas lantai harus bersih yaitu dengan cara memindahkan kotoran-kotoran sapi tersebut dengan kayu seperti alat pengepelan dan kemudian menyemprotkan air ke lantai-lantai kandang.Kemudian sapi dimandikan dan disikat agar kotoran-kotoran yang menempel pada badan sapi bersih. Tujuan membersihkan lantai dan memandikan sapi adalah untuk menghindari terjadinya pencemaran terhadap susu, disamping kualitas dan kesehatan susu tetap terjamin.
Perlu diketahui juga sebelum sapi diperah sapi terlebih dahulu diberi makanan terutama makanan penguat atau konsentrat, sedangkan pemberian hijauan diberikan setelah pemerahan selesai, sedangkan pemberian pakan hijauan diberikan setelah pemerahan selesai. Usahakan pemberian makanan hijauan jangan yang mengandung bau seperti daun lobak, kol, silase, dan lain sebagainya yang dapat menyerap bau-bauan agar baunya tidak terserap oleh susu. Pakan yang biasa diberikan pada sapi yang ada di Balai Inseminasi Buatan Banyumulek ini yaitu rumput biasa dan rumput gajah.
Pada pemerahan sapi perah yang baru pertama kali diperah umumnya akan mengalami sedikit kesukaran. Lakukan dengan sapi perah tersebut dengan penuh kasih sayang, seperti mengelus-elus badan sapi sebelum pemerahan.
Ada beberapa hal penting yang harus dilakukan sebelum pemerahan antara lain:
a.       Membersihkan kandang dan peralatan sebelum pemerahan.
b.      Memandikan sapi tertama pada bagian ambing, bagian belakang disekitaran lipatan paha bagian dalam dengan menggunakan kain lap basah. Kemudian ambing di lap lagi dengan air hangat untuk menghindari pencemaran bakteri dan juga untuk merangsang agar air susu dapat keluar dari kelenjar-kelenjar susu.
c.       Bagi petugas pemerahan diusahakan agar menggunakan pakaian yang bersih seperti sepatu but.
d.      Untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan sapi terjangkit mastitis atau radang ambing, maka perlu dilakukan pengetesan pada waktu pemerahan. Oleh karena itu disediakan wadah yang ditutup dengan kain hitam Pemerahan pertama dan kedua ditampung dalam wadah tersebut kemudian susu hasil perahan tersebut diamati apabila pada susu tersebut terdapat tanda-tanda susu bercampur dengan darah atau nanah, maka dipastikan sapi tersebut terjangkit mastitis, pemerahan selanjutnya harus dihentikan, bila tidak terdapat tanda-tanda pemerahan dapat dilanjutkan. Sapi yang diduga terjangkit mastitis hendaknya segera dilakukan pemisahan dengan sapi-sapi lainnya untuk kemudian dilakukan pengobatan.
e.       Lakukan pemerahan dengan baik dan benar agar putting susu sapi tidak terlik atau lecet. Pemerahan usahakan dengan menggunakan ke lima jari tangan dan jangan diperah secara dipijit atau ditarik karena ambing susu lama kelamaan akan memanjang. Pemerahan hendaknya harus habis, yang bertujuan untuk merangsang kelenjar-kelenjar susu untuk memproduksi kembali air susu secara aktif.
f.       Selesai pemerahan susu segera disaring dengan kain nilon yang halus kemudian ditimbang.
g.      Setelah pemerahan selesai ambing dibilas dengan air bersih dan hangat kemudian dicelup dengan larutan biocid.
           Penanganan Susu
Susu mengandung nilai gizi tinggi, tetapi kendalanya yaitu mudah rusak dan tahan dalam waktu relative singkat yaitu 4-5 jam. Perlu penanganan cepat untuk mengatasi hal-hal tersebut seperti dilakukan proses pengawatan, agar tahan lebih lama dari kerusakan susu. Proses pengawetan susu secara sederhana yaitu pendinginan susu sengan cara memasukkan susu kedalam lemari es atau freezer atau cara lain susu disimpan dalam milkcan kemudian direndam dalam air dingin yang mengalir.
Cara lain dalam penyimpanan susu yaitu dengan pemanasan atau pemanasan susu agar dapat menahahan atau membunuh mikroba dan kuman-kuman yang dapat merusak susu. Pemasakan susu sampai dengan mendidih kemudian setelah dingin disimpan ditempat yang bersih dan aman.
Ada cara lainj yaitu dengan pasteurisasi yaitu pemanasan susu dibawah temperature didih yang fungsinya sama membunuh kuman atau bakteri pathogen.
Proses pengawetan susu dengan cara sterilisasi yaitu dengan memanaskan susu sampai temperature di atas titik didih, sehingga bakteri maupun kuman dan sporanya akan mati. Cara ini membutuhkan biaya yang besar. Cara ini tidak akan ekonomis bila Balai Inseminasi Buatan Banyumulek ini hanya memproduksi sedikit sapi perah.
           Hasil Pemerahan dan Pemasaran
Susu yang dihasilkan dari proses pemerahan dalam sehari yaitu 8 liter dimana setiap sapi rata-rata menghasilkan 2,7 liter per hari. Dimana susu sapi tersebut dikemas dengan plastic biasa kemudian diperjual belikan di tempat, harga setiap kantong susu yaitu Rp. 5000 susu ini langsung habis setiap harinya dimana pada umumnya pembeli berasal dari daerah setempat yaitu banyumulek, pembeli biasanya berpropesi sebagai petani dan pengusaha-pengusaha besar.
           Pengolahan Limbah
Limbah-limbah hasil kotoran sapi di kumpulkan menjadi satu atau dibuang disuatu tempat yang kemudian di diamkan / diolah menjdi pupuk kompos. (Seperti terlihat pada gambar 1.pengolahan limbah pada bagian dokumentasi).
           Info Lain
(Nilai Gizi Susu Sapi per 100 gram)
energi        protein lemak   carbohidrat      calcium            Phosphor
61  3,20     3,50     4,30     143,00 60

Zat besi     Vit.A   Vit.B1 Vit.C   BDD   F-weight
2,00           130      0,03     1,9       100      100







           Dokumentas